an observer: sawarna runaway : sebuah hikayat tentang gua

Manusia prasejarah memilih gua sebagai tempat gaul pada masanya tentu bukanlah tanpa alasan. Mereka hanya mencari sebuah naungan yang sampai saat ini pun masih menjadi pujaan di belahan bumi bagian manapun. Hal itu memiliki nama: perlindungan. Segarang-garangnya abang penguasa jalanan, pada akhirnya ia akan tunduk pada siapapun yang dapat menyediakan perlindungan, baik dalam wujud tempat berteduh, rasa aman ataupun kasih sayang #eaaaaa. Maka, sungguh benar adanya bahwa ada tiga hal yang dapat membuat seorang laki-laki bertekuk lutut: harta, tahta dan wanita (kecuali jika yang bersangkutan kebetulan adalah gay).

Terlepas dari paragraf sebelumnya, setelah berpuas diri menyaksikan ombak pantai selatan di pagi hari kami mengisi siang hari dengan mengunjungi dua buah gua yang tersembunyi di sudut barat pantai sawarna. Mungkin karena letaknya yang nyumput-nyumput gitu, alhasil lokasi di sekitar gua tidak ditemukan manusia-manusia super gaul yang umumnya mendominasi tempat-tempat wisata dengan motor kesayangan bersama pujaan hatinya. Kenapa pake motor? Biar lebih asoy katanya. Atau bisa jadi ketiadaan jejak mereka juga di sebabkan hari itu adalah hari senin di mana pepatah I Hate Monday mampu menembus dinding hati dari koloni manusia-manusia super gaul. Entahlah. Yang manapun tidak masalah, toh yang terpenting bagi kami cuma satu hal: pantai yang asli dan semi perawan #naoooon.

pintu masuk gua langir

diberikan kebebasan untuk memilih mengucapkan salam atau tidak #samlekum

menyongsong kegelapan

hanya ada dua pilihan tujuan: maju atau mundur

belum jodoh

ternyata naluri petualangan kami masih belum direstui Yang Maha Kuasa

eksistensi nomor satu

walaupun tujuan tidak tercapai, yang penting eksis

ha?

masih menjadi pertanyaan apakah ini ekspresi kaget atao ke-gap

Konsep jodoh itu selalu bisa diaplikasikan dalam wujud kehidupan apapun. Gua langir yang seharusnya memberikan petualangan panjang yang mencekam, siang itu tidak berjodoh dengan kami. Batuan-batuan berukuran XL ternyata mendahului kami dengan mengisi ruang di dalam gua. Apa daya, perjalanan kami berhenti dan mau tak mau memutar arah kembali ke laut. Ada satu pelajaran yang bisa saya ambil dari peristiwa naas ini. Hidup kita diatur jodoh? Atau jodoh itu akan datang pada waktunya? Bukan! Gua pinggir pantai itu super harudang.

Gua kedua yang kami kunjungi adalah gua lalay yang masih bertetangga dengan gua langir. Yang menarik dari gua ini adalah lokasinya yang tersembunyi di balik bebatuan dan pepohonan. Lokasi yang tepat jika kalian ingin menjadi bruce wayne. Gua tersembunyi dan dipenuhi kelelawar. I'm batman. Namun sayangnya saya tidak bergabung dengan rekan-rekan yang lain menelusuri gua lalay. Tubuh saya ternyata memberikan reaksi antibodi terhadap aroma kotoran kelelawar yang melapisi lantai gua. Apa daya, saya hanyalah makhluk lemah dan polos yang alim dan budiman.

Jika kalian mengamati dengan cermat, dalam post kali ini terdapat dua penjahat yang selalu saya sebut-sebut dari tadi. Perlindungan dan jodoh. Tenang kawan! Saya tidak sedang membahas mereka karena kondisi saya saat ini #eaaa, tetapi murni semanta-mata karena membaca postingan LO wisuda saya tadi pagi.

Life is a journey of oneself. To live as what people told you to live is such a waste of time. You may learn from people' experiences, listen to they story, sharing every bits of your thoughts and so on. But you are the one who decide what you want to do in your life - kania