Thursday, May 3, 2012

tjimahi : balai pradjoerit


Setiap komando militer di indonesia memiliki sebuah bangunan dengan nama paten balai prajurit. Fungsinya bermacam-macam, sesuai dengan asal katanya: bale = tempat berkumpul. Berhubung ada embel-embel kata prajurit di belakangnya, maka penggunaannya biasanya gak jauh-jauh dari urusan militer. Nah, tapi tidak jarang juga pemanfaatan balai prajurit untuk kepentingan umum seperti misalnya acara resepsi pernikahan. Lumayan, pemasukan hasil sewa balai bisa dipake buat ngerawat kondisi bangunan agar tetap oke dan fungsional. Maklum, anggaran militer indonesia terbilang kecil, jangankan buat beli senjata baru, menghidupi tentara saja belum merata. Seperti kata-kata mutiara dari dinna tazkiana: apa boleh buat.

Kondisi balai soedirman cukup menggambarkan kondisi anggaran militer kita yang pas-pasan. Sebenarnya saya sendiri tidak begitu tahu mengapa balai ini tidak dimanfaatkan secara komersial, terutama untuk pasangan-pasangan yang berencana mengupdate status di ktp-nya menjadi sudah kawin. Mungkin saja ada alasan khusus sehingga bangunan ini dibiarkan dengan perawatan seadanya. Ya, siapa tahu.

Menurut saya, balai soedirman terbilang unik karena menempati lahan yang berbentuk segitiga. Bangunannya sendiri menghadap sebuah tiang bendera yang terletak di salah satu sudut. Sebenarnya gedungnya sendiri tidak begitu luas, tapi bentuknya yang super tinggi membuatnya menjadi tampak megah dan super gagah. Gaya arsitekturnya yang klasik (saya gak tahu istilah benernya. maklum, bukan anak arsi :3) menjadi surga tersendiri buat yang ngefans ama bangunan tua, terutama anak-anak abg yang baru beli DSLR #nooffense. Terlepas dari kepemilikan DSLR yang menjadi mainstream, balai soedirman sudah memenuhi semua syarat sebagai objek foto-foto bangunan tua yang oke punya. Dan berhubung ini adalah bangunan militer, maka bebas dari aksi palak-memalak preman setempat.

megah
usah berasa macem bangunan romawi kuno

detail
hiasan arsitektur yang detail membuktikan bahwa ahli bangunan jaman dulu itu niat, ulet dan telaten

sahabat denis
memiliki langit-langit yang sangat tinggi. tidak disarankan bagi pengunjung dengan bentuk
perawakan seperti denis #pendek

Bagian balai soedirman yang paling saya favoritkan adalah bentuk pilarnya yang menjulang tinggi. Tidak ada alasan khusus, hanya ngefans saja. Apa mungkin karena saya menganut aliran simplicity? Mungkin saja. Kadang saya suka terheran-heran dengan bangunan-bangunan tua di indonesia yang masih kokoh berdiri hingga saat ini. Apalagi yang perawatannya cuma selevel balai soedirman. Kok masih kuat berdiri ya? Tidak roboh dan sebagainya. Padahal teknologi konstruksi jaman dulu pastinya tidak se-efisien sekarang. Atau jangan-jangan hal-hal jadul itu lebih bagus dari yang modern. Jika memang benar begitu, maka saya akan ikhlas memaklumi eksistensi manusia-terjebak-masa-lalu di planet bumi tercinta.

pilar artistik
panjang dan kokoh #eh

Di sini saya bukan mempromosikan cimahi kepada anda semua, hanya mengenalkan saja kok. Dibalik pamornya sebagai kota IT #asyek dan bandung coret #nanceb, cimahi bisa menjadi objek fotografi yang menarik. Apalagi yang hobi dengan hal-hal berbau militer. Jika beruntung, kalian bakal diijinin ngambil foto tank dan pesawat dari jarak 0 meter alias boleh megang. Ya, kalo gak dibolehin moto-moto, minimal udah pernah megang tank deh #murahan.

Buat yang suka merenung, balai soedirman dapat dijadikan sebagai referensi tempat, khususnya di sore hari. Kenapa gak siang-siang? Panas boi. Definisi hareudang sebenar-benarnya. Kenapa gak pagi-pagi? Ntar ketahuan pengangguran. Kenapa gak malem-malem. Ntar dikira mesum. Sekian.

menatap langit
cocok buat ngelamun merenung

photo source || it's yogas' !

4 comments:

  1. "saya akan ikhlas memaklumi eksistensi manusia-terjebak-masa-lalu di planet bumi tercinta."

    sial.. -__-

    ReplyDelete
  2. Mas Yoga sang observer,

    Salam kenal. Saya salut atas ulasan dan foto-fotonya. Keren !

    Ajarin saya motret dong Mas. Sekalian juga ajarin saya bikin artikel seperti di atas. Saya tertarik banget sama gedung tersebut.

    Kapan Mas ada waktu? Kita ketemuan di Gedung Sudirman yok. Sorry sebelumnya kalau saya lancang. Baru kenal sudah minta ini dan itu, hehehe...

    Hatur nuhun.


    Salam,

    Martin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga mas martin

      Waah, saya tidak jago soal foto apalagi nulis kok. Jadi sebenernya agak bingung juga mau ngajarin apa.

      Kalau mau mengobrol lebih lanjut, silakan via e-Mail saya saja di muhammad.yogaswara@gmail.com

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...