Thursday, May 10, 2012

origin

Ada yang pernah ke origin house and kitchen cafe? Saya pernah #naon. Pertama kali saya melihat (ya, melihat) origin adalah ketika saya mensurvei sebuah restoran berjudul indischetafel bersama mirna. Origin kebetulan berada tepat di sebelah restoran bergaya kolonial ini #indischetafel. Kaki saya akhirnya menjejakkan diri di origin ketika sedang terjebak bersama rombongan mahasiswi kampus gajah yang sedang bingung mau ngapain, tidak lain tidak bukan adalah laksmi, mirna, zarzen dan ipit. Satu hal yang mengundang perhatian saya waktu itu adalah daftar menu yang disajikan menggunakan iPad. Sebuah kecanggihan yang cukup menyulitkan, karena semakin bingung mau order yang mana. Terutama buat yang agak gaptek di kala itu #ipit.

Konsep yang dibawa cafe ini sesuai dengan namanya: originalitas. Dalam hal ini, tentu yang dimaksud adalah makanan. Begitu masuk ke dalam cafe kalian bakal disuguhi sebuah mini shop yang menjual bahan-bahan makanan berlabel organik (sayuran dan sebagainya). Kental dengan healthy food. Interior cafe dipenuhi aura green, eco-friendly. Ada yang pernah denger vertical gardening? Nah, origin menggunakan konsep living wall menggunakan sistem VGM (Vertical Greening Module) yang bikin nuansa cafe bener-bener hijau dan sesuai konsep yang diusung nama tempatnya #organik. Cocok banget buat kalian-kalian yang suka tinggal di hutan #tarzan.

Adalah malam minggu kemarin di mana saya masih jomblo #curhat, melakukan kegiatan yang dinamakan dengan istilah nongkrong bersama dengan sahabat-sahabat lawas saya: fathur dan hani. Adapun turut serta mbak rani dan nisa yang meramaikan malam minggu yang cukup hareudang berangin. Berangkat dengan tujuan yang mulia #ditraktirhani, kami melakukan road trip yang cukup jauh dari cimahi ke kawasan jalan sumatera bandung untuk mencari lokasi kudapan yang cocok, menghabiskan malam minggu yang indah bersama sahabat-sahabat se-almamater dan se-kota #maksa. Alhasil kami memilih ngadem di origin dan dengan kalap memesan menu-menu yang mencirikan kami sebagai makhluk kelaparan.

Berhubung keluarga pak heri adalah keluarga pecinta seafood, maka fathur selaku anak kedua dengan yakin memesan menu gurame, sedangkan mbak rani mencoba beralih kebiasaan dengan tidak memesan seafood, yakni tuna sandwich #samaaja. Hani selaku yang punya hajatan ternyata kurang beruntung sehingga harus berganti menu dua kali hingga akhirnya berjodoh dengan menu ikan vietnam. Adapun nisa dan saya yang memilih pasta. Yang ingin saya komentari di sini bukanlah betapa enaknya dan nikmatnya kudapan yang kami pesan. Tetapi adalah fakta bahwa meja di seberang kami diduduki oleh ayushita.

Sekian.

tuna sandwich
rusak sudah program diet

menu gurame
segar, asam dan pedas. terdapat fitur cabe hijau gelondongan

sahabat pribumi
syarat utama bagi menu masakan indonesia untuk disebut sebagai makanan

meatball macaroni
ngeunah. terutama karena gratis

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...