Semua yang jelas-jelas itu melegakan #eaaaa. Oke, di sini saya tidak akan membahas mengenai kejelasan soal wanita, tapi yang menjadi objek di sini berfokus pada apa yang kita jumpai melalui mata kita setiap kali melihat layar monitor.
Ada yang pernah mendengar istilah high definition? Di jaman modern, terutama jika kalian hidup di daerah perkotaan, tentunya istilah ini pasti pernah singgah sekilas di memori kalian. High definition sendiri merupakan sebuah standar resolusi tayangan video atau broadcasting. Buat yang belom tau, standar resolusi broadcasting saat ini umumnya terdiri dari tiga kategori utama (berdasarkan standar penjualan monitor), yaitu:
- SDTV (standard definition television) dengan resolusi berkisar antara 720x480 atau 640x480
- HDTV dengan resolusi di rentang 1280x720
- Full HD dengan kualitas tayangan beresolusi 1920x1080
Oke, buat penjelasan lebih lanjut mengenai urusan resolusi dan per-pixel-an, monggo dicari sendiri karena saya tidak akan membahas lebih jauh. Isu yang akan saya kemukakan pada kesempatan kali ini adalah mengenai siaran televisi HD di indonesia. Pasti kalian bertanya-tanya. Emang di indonesia ada siaran HD?
sudah menjadi standar minimal bagi para calon pembeli
meskipun penjualan HDTV melonjak dengan pesat, ternyata keberadaan broadcasting
tayangan HD di Indonesia masih tergolong ke dalam spesies langka
|
Tenang saudara-saudara! Jangan keburu minder, jangan merasa kuper. Karena memang, sepengetahuan saya, di indonesia baru ada dua stasiun tv yang menyiarkan tayangan HD, tidak lain tidak bukan: Kompas HD dan Berita Satu HD #cmiiw. Sedikit ya? Pada gemes gak? Kalau saya sih gemes. Soalnya dua tv tadi bahkan sama sekali bukan sekelas tv nasional, tapi televisi dengan siaran berjaringan --> tayangan disiarkan secara relai melalui jaringan tv satelit/kabel atau stasiun tv lokal di setiap daerah.
Kegemesan saya ini bermula dari kegemaran saya menonton serial-serial sitkom seperti how I met your mother dan the big bang theory. Setiap awal film, selalu muncul logo HD|5.1 dengan ukuran yang ngejreng yang membuat kita ngeh kalo tayangan ini disiarkan dengan kualitas HD dan teknologi dolby digital 5.1. Pada awalnya saya merasa hal itu wajar-wajar saja karena US memang salah satu negara dengan peran sebagai trendsetter dalam perihal budaya penggunaan teknologi IT. Namun hati saya mulai tercongkel #naooooon ketika melihat kenyataan bahwa logo HD tersebut juga ikut nongol di variety show favorit saya: running man. Oke, di sini saya masih berusaha menganggap itu wajar karena korea selatan merupakan negara produsen televisi terbesar di dunia melalui samsung dan LG, sehingga bisa dipastikan warga korea sudah menganggap HDTV sebagai kebutuhan standar. Tetapi apa yang membuat saya tergugah adalah bahwa acara musik sekelas inbox dan dahsyat di sana sudah menggunakan tampilan HD. Dalam hati saya berbisik: busyeeeeeet.
Saya bertanya-tanya mengapa indonesia agak lambat dalam mengadopsi teknologi HD ini. Ya, saya tahu bahwa menggunakan teknologi HD berarti sama saja meng-upgrade teknologi siaran secara keseluruhan, mulai dari level produksi hingga broadcasting. Pasti mahal. Saya juga tahu bahwa tidak semua penduduk indonesia memiliki HDTV. Tapi mau sampai kapan mindset seperti itu akan dipertahankan? Negara canggih seperti jepang pun mengambil resiko yang luar biasa dalam menguji coba tayangan HD untuk pertama kalinya (1989). Melalui NHK, jepang menguji coba siaran HD melalui satelit BS-2b yang didukung produsen-produsen elektronik dengan cara menyediakan perlengkapan aksesoris untuk menikmati uji coba tersebut. Yang menarik di sini adalah bagaimana romantisnya hubungan antara pemerintah, tv nasional dan produsen elektronik. Semuanya bahu-membahu menjalankan misi yang mulia, mengenalkan teknologi HD ke seantero kepulauan jepang.
Nah, dengan adanya kisah romantis tadi, bisa dipastikan indonesia ketinggalan super jauh soal adaptasi tayangan HD. Kenapa? Karena saat ini HDTV sudah bertebaran dan indonesia memiliki banyak contoh negara lain soal adaptasi teknologi HD. Coba bandingkan dengan jepang yang pada waktu itu keberadaan HDTV pun masih langka. Pastinya sulit kan? Oke, agak salah juga sih membandingkan TVRI dengan NHK. Hihihi.
Saya bukanlah ahli di bidang siar-menyiar, tapi boleh dong beropini sedikit :3 Saya sudah melihat niat baik pemerintah dengan mempropagandakan migrasi pengguna tv analog untuk beralih ke tv digital. Siaran TV digital pun kini sudah mulai lalu lalang tanpa kita sadari. Meskipun kualitas tayangannya buat saya mah agak pecah, tapi ini adalah sebuah awal yang positif.
Saya tidak tahu pasti soal kelambanan negeri kita dalam mengadopsi siaran HD. Tapi saya tahu bahwa penggunaan teknologi HD akan merevolusi kualitas konten-konten tayangan indonesia yang saat ini tergolong ke dalam Parental Guide semua (menurut saya). Produksi konten pake teknologi HD itu gak murah, makanya, siapa tahu berimbas pada keseriusan produser saat memproduksi tayangan-tayangan lokal. Mungkin saja nanti sinetron-sinetron CGI indosiar bakal selevel lord of the ring. Atau mungkin saja acara musik cem dahsyat dan inbox bakal jadi sekelas konser muse #ngimpi.
fitur super canggih
percuma punya tv gaul kalo siaran nasional yang ada ujung-ujungnya
sinetron CGI indosiar
|
Yah, untuk sekarang sih, mau gak mau saya masih bergantung sama provider tv berjaringan untuk menikmati tayangan dengan kualitas HD. Bagaimana dengan anda? Apakah sama dengan saya? Ataukah sudah cukup puas punya HDTV cuma buat nonton sinetron?
image source || htpc-reviews.com | cnet.com
photo source || samsung.com
Kalau HDTV cuma buat sinetron mah aing mending beli iMac.
ReplyDeletetrus dr iMac streaming sinetron #niat
Deletenice bro. gue berkelana untuk mencari artikel yang bahas soal siaran HD di indonesia dan gue baru nemu disini.
ReplyDeletesama bro pemikiran kita. semoga kedepannya indonesia bisa cepat punya siaran HD. maksa banget nonton siaran indonesia di TV HD berasa ketarik gitu turs gambar nya buram. haduh
tapi dari pihak siaran TV di indonesia aja blum mau ngomong soal HD ini sendiri -_- sabar sabar