Sunday, March 18, 2012

closer

"keep your friend close, but your enemy closer"

sun tzu (~400 BC)

Quote ini pertama kali saya denger waktu nonton film the godfather 2 bikinan mario puzo. Si quote super ini muncul waktu adegan om corleone dateng ke rumah frank pentangeli, kongkow-kongkow soal traitor inside the family.

"There are many things my father taught me here in this room. He taught me: keep your friends close, but your enemies closer."


Banyak sekali tafsir yang mencoba menelaah petuah warisan jendral militer cina ini. Kenapa kita harus mengenal musuh kita lebih dekat? Ini berlatar belakang dari basic om sun tzu sebagai seorang ahli strategi militer. Untuk memenangkan perang, kita harus memiliki persiapan yang matang: logistik dan informasi. Informasi mengenai apapun, termasuk mengenai musuh. Informasi apapun mengenai musuh dapat menjadi kunci kemenangan di dalam perang. Karena itu jangan heran kenapa hampir semua negara maju ikhlas meng-infak-kan sebagian anggaran belanjanya pada kegiatan spionase.

Saya adalah orang yang punya prinsip "the 4th person view". Karena itu biasanya saya jarang marah #promosidiri, dan kadang dianggap cuek, soalnya tidak langsung bereaksi #apanya. Padahal saya kan anaknya positive thinking --> efek dari prinsip yang saya pegang. Apa hubungannya dengan quote dari om sun tzu? Andaikan saya punya musuh orang yang tidak suka sama saya #bukanromansa, saya terbiasa menanggapinya dengan kalem. Padahal di dalam otak saya banyak proses-proses kehidupan terjadi.

Kenapa dia tidak suka sama saya? (sekali lagi, bukan soal romansa)
Kenapa dia sebegitu tidak suka?
Apa yang saya lakukan?
Sejak kapan dia tidak suka?

Berbagai pertanyaan muncul dalam benak saya sehingga sebagai seorang scientist, saya masuk ke tahap berikutnya: pencarian informasi. Pada tahap ini metode yang digunakan dapat berupa wawancara kepada koresponden terpilih. Ditambah dengan menganalisis kondisi dan kejadian yang terjadi sehingga pada akhirnya terjawablah apa yang membuat dia tidak suka pada diri saya: x. Nah tahap berikutnya adalah tahap paling berbahaya: become your enemy. Di sini saya memposisikan diri sebagai dirinya, sebagai pola pikirnya. Tujuan utamanya adalah satu: mengetahui mengapa dia bisa sampai tidak suka sama saya cuma karena x.

Tahap terakhir yang saya sebutkan tadi adalah tahap yang paling berbahaya. Di sinilah quote om sun tzu menjadi nyata. Kita lebih paham mengenai musuh dibandingkan dengan teman sendiri. Pada tahap inilah terjadi pergelutan dalam sanubari. What will you do next? Saya sudah tahu apa yang membuat dia tidak suka. Saya sudah tahu mengapa dia tidak suka. Lalu? Apa yang harus saya perbuat? Berubah? Sejauh apa harus berubah? Haruskah berubah?

Well. Tahap ini membuat hati kalut dan kadang galau akut. Di sini saya harus berhati-hati, memilih solusi yang tepat, demi masa depan yang lebih baik.

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...