Friday, January 6, 2012

berkaca pada munich

"Sudah terbiasa."

Mungkin itu adalah alasan besar mengapa orang indonesia tidak malu menggunakan program-program bajakan ataupun mendapatkan film dan lagu secara ilegal. Banyak sekali situs-situs di internet dengan domain indonesia, atau setidaknya berbahasa indonesia yang menyediakan secara terang-terangan fasilitas untuk mengunduh berbagai program ataupun media secara ilegal. Bahkan versi fisiknya pun mudah ditemukan di jalanan. Kalo anda berminat, cobalah melawat ke jalan dalem kaum, atau jalan ganesha. Jika ingin elit sedikit, coba kunjungi ver*** atau movie r***. Film dan musik mancanegara dari yang sudah tidak laku sampai yang baru keluar di bioskop dipajang dengan ciamik di baris-baris rak pajangan.

Saya yakin pemerintah sudah berusaha untuk mengatasi penyakit masyarakat ini. Belum maksimal memang. Saya mengerti, ketika pemerintah harus bertindak tegas, mereka berada di ambang keraguan. Tegas berarti menghilangkan nafkah para pelaku pembajakan. Namun mereka sadar tidak mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi pengangguran-pengangguran baru hasil tindakan tegas mereka. Ya, apa saya. Jadinya ya seperti sekarang ini. Zona abu-abu #termasuksaya.

Pola pikir masyarakat yang salah ini sebenarnya bisa dihilangkan sedikit demi sedikit dengan menanamkan kesadaran bahwa apa-apa yang berbau bajakan itu adalah salah. Salah satunya dengan pendidikan. Kita bisa berkaca pada munich, jerman yang memiliki program konversi perangkat elektroniknya dari OS kebanyakan #windows ke OS yang berbasis open source #linux.

LiMux
distro linux yang diciptakan sebagai bagian dari LiMux project

Adalah LiMux, nama proyek mereka. LiMux juga adalah nama bagi OS buatan mereka yang menjadi bagian dari proyek tersebut. Dari kabar-kabar yang saya baca, proyek LiMux ini dilaporkan sukses, melebihi proyeksi awal proyek. 9000 workstation telah bermigrasi ke LiMux. Apa artinya itu? Artinya 9000 perangkat komputer dan server yang ada di fasilitas pemerintahan dan sekolah di munich tidak lagi menggunakan OS kebanyakan. Itu artinya pemerintah munich terbebas dari anggaran membeli OS kebanyakan. Sebuah anggaran yang besar. Dan kini pemerintah munich bisa mengalokasikannya ke proyek lain yang lebih vital.

Coba bayangkan jika pemerintah indonesia melakukan proyek yang serupa. Tidak harus satu negara, minimal level kota dulu deh. Bandung misalnya. Berapa besar anggaran yang bisa terselamatkan? Berapa besar anggaran yang lolos dari upaya korupsi?

Proyek LiMux tidak semulus yang dibayangkan memang. Di tengah pelaksanaannya, kantor urusan luar negeri jerman menyatakan kembali bermigrasi ke windows, menggunakan kembali MS office dan outlook, melepas OpenOffice dan thunderbird. Disayangkan memang.

Jika proyek serupa dicanangkan di kota bandung, saya yakin banyak manfaatnya bagi masyarakat bandung, terutama mojang dan jajaka-nya. Mereka tidak lagi hanya sebagai user saja, yang hanya bisa memakai dan pasrah ketika bunyi "tung" terdengar. Sulit memang. Tapi keberadaan proyek ini dapat menanamkan pola pikir agar tidak bergantung pada OS kebanyakan. Jika mampu membeli versi original, ya syukur. Yang jadi masalah adalah ketika mereka awam dengan OS kebanyakan, namun tidak mampu membeli, pilihan terakhir adalah dengan menggunakan OS bajakan, alias ilegal. Lama-lama mereka akan terbiasa menggunakan program bajakan lainnya sehingga tidak merasa malu lagi akan kelakuan mereka, padahal itu melanggar hukum.

Mungkin selain berkaca pada munich, pemerintah juga bisa berkaca pada toserba BORMA, toserba kesayangan mahasiswa kota kembang #murahdanlengkap. Perangkat komputer kasir toserba BORMA tak disangka-sangka menggunakan linux. Ketika saya sedang berbelanja di toserba gaul ini, saya mendengar suara khas ubuntu dari perangkat speaker yang terpasang. Rasa penasaran yang begitu kuat membuat saya gelisah #lebay. Sehingga saat melakukan transaksi di kasir, saya memperhatikan layar monitor dengan seksama. Ya! Benar yang saya duga! Ubuntu terpasang di sana. Wow. Toserba BORMA memang TOP!!! #promosi

Saya harap, semoga apa yang terjadi di BORMA, menular ke tempat lainnya. Semoga pemerintah menemukan solusi dari penyakit masyarakat ini. Dan semoga masyarakat semakin sadar bahwa penggunaan program ataupun media secara ilegal itu adalah salah.

Jangan lupa jajan di BORMA.

Salam.

image source || muenchen.de

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...